Sabtu, 24 Maret 2012

Titik Nol Kilometer Bandung

Sesuai janji, saya lanjutkan ke seri berikutnya. Kali ini tentang Titik Nol Kilometer Bandung, yang merupakan salah satu trademark kota yang memiliki sebutan Kota Kembang.
Semua orang tentu sudah tahu siapa Herman Willem Daendels.
Ya, dia adalah Gubernur Jendral Hindia Belanda yang mempunyai mega proyek jalan raya pos dari Anyer hingga Panarukan. Daendels ditunjuk menjadi Gubernur Jendral Hindia Belanda oleh Raja Perancis, karena saat itu Belanda sedang dikuasai Perancis. Sekitar 30.000 pribumi terbunuh dalam mega proyek tersebut, jumlah yang sangat banyak. Walaupun terkenal dengan kekejamannya, Daendels merupakan orang yang punya jasa dalam pembangunan Kota Bandung.
Sebenarnya kalau kita perhatikan, jalan raya pos Anyer-Panarukan itu membentang di sekitar pantai utara Pulau Jawa, namun mengapa jalan tersebut belok ke daerah Bandung? Karena pada saat itu hasil bumi dari Priangan sangat banyak, dan dibelokan karena jalan ini juga mempunyai fungsi untuk mengangkut/jalur distribusi hasil bumi tersebut.
Lalu mengapa di tempat itu dijadikan titik nol kilometer Bandung? Jalan raya pos (groote postweg) di daerah Bandung harus membelah sungai Cikapundung, maka dibangunlah sebuah jembatan untuk menghubungkan jalan tersebut. Pada hari peresmiannya, Daendels bersama Wiranatakusumah II, yang menjabat sebagai Bupati Bandung saat itu, sedang berjalan ke arah timur. Lalu pada suatu titik, Daendels menancapkan tongkatnya dan berkata “Zorg, dat als ik terug kom hier een staad is gebouwd”, yang kurang lebih artinya “Usahakan, jika aku kembali ke sini, di daerah ini telah dibangun sebuah kota”. Seperti yang kita ketahui, Bandung, pada tahun 1800-an awal, belum menjadi sebuah peradaban seperti Batavia atau Cirebon.
Tak lama setelah kejadian tersebut, terbitlah sebuah surat perintah yang isinya meminta perpindahan Ibu Kota Kabupaten Bandung dari Krapyak ke sisi Groote Postweg. Dan tempat dimana konon Daendels menancapkan tongkatnya dijadikan titik nol kilometer Bandung.
Namun setelah Bandung menjadi sebuah kota, konon (lagi) Daendels tidak pernah kembali ke Bandung, karena pada saat itu masa jabatan Daendels di Hindia Belanda sudah habis dan diganti.
Dan, apa ada hubungan antara titik nol kilometer Bandung dengan stoom walls yang ada di gambar atas? Jawabannya tidak, hanya kebetulan saja karena kantor Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat berada di depan titik nol kilometer Bandung :D
Tambahan:
Tanda “CLN 18″ pada tugu menunjukan bahwa kota/daerah terdekat ke arah timur adalah Cileunyi, dengan jarak 18 km. Sedangkan “PDL 18″ menunjukan bahwa kota/daerah terdekat ke arah barat adalah Padalarang dengan jarak 18 km.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar